Bukan rahasia lagi, jika sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan sejak kemerdekaan pada tahun 1945. Namun, meskipun ada beberapa kemajuan, sistem pendidikan di Indonesia masih dianggap gagal oleh banyak pihak.
Lalu, sudah tahukah kamu sistem pendidikan di Indonesia dianggap gagal tersebut? Jika belum, berikut adalah beberapa alasan mengapa sistem tersebut dianggap gagal:
1. Kurikulum yang Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Zaman
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh sistem di Indonesia adalah kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang digunakan saat ini masih berbasis pada pengetahuan teoritis yang kurang relevan dengan kehidupan nyata dan tantangan global.
Kurikulum ini juga tidak mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
2. Kualitas Guru yang Rendah
Faktor lain yang menyebabkan sistem pendidikan di Indonesia gagal adalah kualitas guru yang rendah. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekitar 30 persen dari 3 juta guru di Indonesia tidak memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan bidang yang mereka ajarkan.
Selain itu, banyak guru yang tidak memiliki kompetensi pedagogik dan profesional yang memadai untuk mengajar dengan efektif dan inovatif. Kualitas guru yang rendah ini berdampak pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
3. Ketimpangan Akses dan Mutu Pendidikan
Masalah lain yang menghambat dari kualitas pembelajaran di Indonesia adalah ketimpangan akses dan mutu pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, antara daerah maju dan tertinggal, dan antara kelompok sosial ekonomi. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa angka partisipasi kasar (APK) pendidikan dasar di daerah perkotaan mencapai 99,8 persen, sedangkan di daerah pedesaan hanya 94,6 persen.
Cara Memperbaiki Sistem Pendidikan di Indonesia
Untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, antara lain:
1. Menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman
Menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman, yaitu kurikulum yang mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
Kurikulum ini juga harus memberikan keleluasaan bagi guru dan siswa untuk memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensi mereka. Salah satu contoh kurikulum yang mencoba mewujudkan hal ini adalah kurikulum merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makariem.
2. Meningkatkan kualitas guru
Meningkatkan kualitas guru, baik dari segi kualifikasi akademik, kompetensi pedagogik, maupun profesional. Guru harus mendapatkan fasilitas, insentif, dan pengembangan yang memadai untuk meningkatkan kinerja dan motivasi mereka.
Guru juga harus terus belajar dan berinovasi untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara untuk mendukung hal ini adalah dengan menyediakan aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
3. Mengurangi ketimpangan akses dan mutu pendidikan
Mengurangi ketimpangan akses dan mutu pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, antara daerah maju dan tertinggal, dan antara kelompok sosial ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan dana pendidikan secara adil dan transparan, memperluas jangkauan layanan pendidikan, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, serta memberdayakan masyarakat dan dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pendidikan.
Dan itulah penjelasan tentang sistem pendidikan di Indonesia masih dianggap gagal. Semoga informasi ini bermanfaat, dan menambah pengetahuanmu!